
Sedekah Pakaian Layak Untuk Bahagiakan Yatim dan Dhuafa
Rp 476.001 terkumpul dari Rp 50.000.000
29 Donatur
Donasi sekarangPondok yatim dan dhuafa adalah suatu wadah panti asuhan yang mengayomi lebih 180 anak yatim & dhuafa, untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan.
namun dengan semua itu kami butuh bantuan dari para dermawan untuk ikut berpartipasi dalam memenuhi kebutuhan tersebut, salah satunya dalam pengadaan pakaian layak untuk anak asuh yatim dan dhuafa
...Pondok yatim dan dhuafa adalah suatu wadah panti asuhan yang mengayomi lebih 180 anak yatim & dhuafa, untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan.
namun dengan semua itu kami butuh bantuan dari para dermawan untuk ikut berpartipasi dalam memenuhi kebutuhan tersebut, salah satunya dalam pengadaan pakaian layak untuk anak asuh yatim dan dhuafa
dengan adanya sarana program sedekah pakaian yatim dan dhuafa menjadi salah satu hal yang penting harus diperhatikan untuk bentuk kepercayaan diri tersendiri anak yatim dan dhuafa terutama disaat bersosialisasi kepada masyarakat
Ada sebuah kisah menarik dari kalangan sahabat nabi SAW yaitu bernama Sya’ban RA
Ia adalah seorang sahabat yang tidak menonjol dibandingkan sahabat Rasul SAW lainnya, Ada suatu kebiasaan unik darinya yaitu setiap masuk masjid sebelum sholat berjamaah ia selalu di baris pojok, Dia mengambil posisi di pojok bukan karena supaya mudah bersandaran atau tidur, namun karena tidak mau mengganggu orang lain dalam beribadah, Kebiasaan ini sudah dipahami oleh sahabat dan Rasulullah Saw.
Suatu pagi saat sholat subuh berjamaah akan dimulai Rasulullah Saw mendapati bahwa Sya’ban RA tidak berada di posisinya seperti biasa, Nabi pun bertanya kepada jamaah yang hadir apakah ada yang melihat Sya’ban RA. Namun tidak seorangpun jamaah yang melihat Sya’ban RA. Sholat subuh pun ditunda sejenak untuk menunggu kehadiran Sya’ban RA.
Namun yang ditunggu belum juga datang, Khawatir sholat subuh kesiangan, Nabi memutuskan untuk segera melaksanakan sholat subuh berjamaah, Selesai sholat subuh, Nabi bertanya apa ada yang mengetahui kabar dari Sya’ban RA..?
Salah satu sahabat mengangkat tangan dan mengatakan bahwa dia mengetahui persis di mana rumah Sya’ban RA, Nabi yang khawatir terjadi sesuatu dengan Sya’ban RA meminta diantarkan ke rumahnya
Sampai di depan rumah tersebut Nabi Shalallahu alaihi wasallam mengucapkan salam, Dan keluarlah seorang wanita sambil membalas salam tersebut.
“Benarkah ini rumah Sya'ban ?” Nabi bertanya.
“benar ya Rasulullah, saya istrinya” jawab wanita tersebut.
“Bolehkah kami menemui Sya’ban ?”
Dengan berlinangan air mata istri Sya’ban RA menjawab:
“Beliau telah meninggal tadi pagi..”
Rasulullah dan para sahabatnya mengucapkan;
“Innalilahi wainna ilaihi roji'un. Masya Allah, satu-satunya penyebab dia tidak sholat subuh berjamaah adalah karena ajal sudah menjemputnya”.
Beberapa saat kemudian istri Sya’ban bertanya kepada Rosul Shalallahu alaihi wasallam :
“Ya Rasulullah, ada sesuatu yang jadi tanda tanya bagi kami semua, yaitu menjelang kematiannya dia berteriak tiga kali dengan masing-masing teriakan disertai satu kalimat
Kami semua tidak paham apa maksudnya."
“Apa saja kalimat yang diucapkannya ?” tanya Rasul
Di masing-masing teriakannya ia berucap kalimat:
“Aduh kenapa tidak lebih jauh..”
“Aduh kenapa tidak yang baru”
“Aduh kenapa tidak semua”
Lalu Nabi menjelaskan dari perkataan yg keluar dari lisan Sya’ban sebelum sakaratul maut.
Nabi pun melantunkan ayat Al Qur'an yang terdapat dalam surat Qaaf 50 ayat 22 :
“Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan dari padamu hijab (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam.“
Saat Sya’ban dalam keadaan sakaratul maut, perjalanan hidupnya ditayangkan ulang oleh Allah Subhanallah wa ta'ala. Bukan cuma itu, semua ganjaran dari perbuatannya diperlihatkan oleh Allah, Apa yang dilihat oleh Sya’ban (dan orang yang sakratul maut) tidak bisa disaksikan oleh yang lain
Dalam pandangannya Sya’ban melihat suatu adegan di mana kesehariannya dia pergi pulang ke masjid untuk sholat berjamaah lima waktu.
Perjalanan sekitar 3 jam jalan kaki sudah tentu bukanlah jarak yang dekat, Dalam tayangan itu pula Sya’ban RA diperlihatkan pahala yang diperolehnya dari langkah-langkahnya ke Masjid
Dia melihat seperti apa bentuk surga ganjarannya, Saat melihat itu dia berucap:
“Aduuh kenapa tidak lebih jauh..?”
Timbul penyesalan dalam diri Sya’ban, mengapa rumahnya tidak lebih jauh lagi supaya pahala yang didapatkan lebih banyak dan surga yang didapatkan lebih indah
Dalam penggalan berikutnya Sya’ban melihat saat ia akan berangkat sholat berjamaah di musim dingin, Saat ia membuka pintu berhembuslah angin dingin yang menusuk tulang
Jadi dia memakai dua buah baju, Sya’ban sengaja memakai pakaian yang bagus (baru) di dalam dan yang jelek (butut) di luar, Pikirnya jika kena debu sudah tentu yang kena hanyalah baju yang luar, Sampai di masjid dia bisa membuka baju luar dan sholat dengan baju yang lebih bagus, Dalam perjalanan ke masjid dia menemukan seseorang yang terbaring kedinginan dalam kondisi mengenaskan, Sya’ban pun iba, lalu segera membuka baju yang paling luar dan dipakaikan kepada orang tersebut dan memapahnya untuk bersama-sama ke masjid melakukan sholat berjamaah, Orang itupun terselamatkan dari mati kedinginan dan bahkan sempat melakukan sholat berjamaah, Sya’ban pun kemudian melihat indahnya surga yang sebagai balasan memakaikan baju bututnya kepada orang tersebut
Kemudian dia berteriak lagi: “Aduuuh kenapa tidak yang baru...?”
Timbul lagi penyesalan di benak Sya’ban
Jika dengan baju butut saja bisa mengantarkannya mendapat pahala yang begitu besar, sudah tentu ia akan mendapat yang lebih besar lagi seandainya ia memakaikan baju yang baru.
Berikutnya Sya’ban melihat lagi suatu adegan saat dia hendak sarapan dengan roti yang dimakan dengan cara mencelupkan dulu ke segelas susu. Ketika baru saja hendak memulai sarapan, muncul lah pengemis didepan pintu yg meminta diberi sedikit roti karena sudah lebih 3 hari perutnya tidak diisi makanan, Melihat hal tersebut Sya’ban merasa iba, Ia kemudian membagi 2 roti sama besar, demikian pula segelas susu itu pun dibagi dua Kemudian mereka makan bersama-sama roti itu yang sebelumnya dicelupkan susu dengan porsi yg sama
Allah kemudian memperlihatkan ganjaran dari perbuatan Sya’ban RA dengan surga yang indah
Demi melihat itu diapun berteriak lagi: "Aduh kenapa tidak semua..?”
Sya’ban kembali menyesal, Seandainya dia memberikan semua roti itu kepada pengemis tersebut tentulah dia akan mendapat surga yang lebih indah
Masya Allah, Sya’ban bukan menyesali perbuatannya, tapi menyesali mengapa ia tidak optimal..
Sahabat pondok yatim dan dhuafa, Semoga Kisah Sya’ban RA menginspirasi kita semua untuk selalu bisa mengoptimalkan kebaikan-kebaikan disetiap kesempatan, jangan takut miskin untuk mengeluarkan sebagian harta kita di jalan Allah karna semua akan dibalas diakhirat, dengan bersedekah rezeki kita akan tambah berlimpah
Yuk sedekah terbaik mu untuk pengadaan pakaian layak untuk anak yatim dan dhuafa
- Klik tombol "Donasi Sekarang"
- Masukan nominal donasi
- Pilih metode pembayaran, ada beberapa pilihan untuk kemudahan anda seperti E-Wallet (OVO, DANA, LinkAja, ShopeePay), Retail (Alfamart), Scan QRIS, atau transfer Bank melalui Virtual Account (transfer bank BNI, Mandiri, BCA, BRI, PERMATA) dan transfer ke no. rekening yang tertera.
Terimakasih atas doa, dukungan dan bantuannya, semoga Allah membalas semua kebaikan #orangbaik
Disclaimer :
Fundraising ini adalah bagian dari Program Sedekah Pondok Yatim Dhuafa. Dana yang terhimpun akan disalurkan dalam bentuk pakaian dan kebutuhan sandang lainnya untuk yatim dan dhuafa. Pondok Yatim & Dhuafa tidak menerima donasi yang bersumber dari aktifitas kejahatan, kriminalitas dan sumber yang dilarang dari pemerintah Republik Indonesia.
Huda
Berdonasi sebesar Rp 20.000May 9th
Aamiin